Minggu, 16 April 2017

PEMERIKSAAN COLI TINJA (E.coli) PADA AIR BERSIH



PEMERIKSAAN COLI TINJA (E.coli) PADA AIR BERSIH


A.          DASAR TEORI

Bakteri Coliform merupakan golongan bakteri gram negative, berbentuk batang, tidak membentuk spora dan mampu menfermentasi kaldu laktosa pada termperatur 37o C dalam waktu 48 jam menghasilkan asam dan gas (Pelczar et al., 1997). Menurut Srikandi F. (1993), bakteri Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indicator adanya polusi dan kondisi sanitasi yang tidak baik pada air, makanan, susu dan produk-produk susu. Kehadiran bakteri Coliform di dalam makanan atau minuman menunjukan kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan.
Salah satu jenis bakteri coliform adalah Escherechia, bakteri jenis ini hanya mempunyai satu spesies yaitu E.coli, dan disebut coliform fekal karena ditemukan di dalam saluran usus hewan dan manusia sehingga sering terdapat difeses, (Srikandi fardiaz, 1992)
Metode yang digunakan untuk menghitung E. Coli adalah Most Probable Number (MPN) dengan tabung ganda. Pemeriksaan  E. Coli tersebut melalui dua tahapan yakni Uji duga dan uji penetapan (penegasan), dengan menggunakan seri 3 atau 5 tabung.
Prinsip pemeriksaan E. Coli adalah bakteri dapat tumbuh dalam medium cair pada waktu tertentu dan suhu ±44oC (Depkes RI Pusat Lab Kes, 1991), adanya E. Coli ditandai dengan adanya gas yang tertangkap didalam tabung durham.


B.           PROSEDUR


a. Alat
:
a.       Pipet ukur
b.      Mortir
c.       Erlenmeyer 100 ml
d.      Jarum ose
e.       Pembakar bunsen
f.       Tabung durham
g.      Tabung reaksi
h.      inkubator


b. Bahan
:
a.       Sampel
b.      Media Laktosa DS dan SS
c.       Media BGLB
d.      Larutan pengencer
e.       Alkohol
f.       Label
g.      Alat tulis

c. Cara kerja
:


a.      Tahap Uji duga
Ø  Bersihkan tangan dan meja kerja
Ø  Nyalakan bunsen
Ø  Siapkan seri tabung yang akan digunakan misal seri 3 (kombinasi tabungnya 3      3       3)
Ø  Masing-masing tabung yang berisi media diberi label yang berisi volume sampel yang akan ditanam (10; 1 dan 0,1)
Ø  Masukkan sampel secara berurutan sebanyak 10 ml ke dalam masing-masing tabung kelompok I (berisi media LB DS)
Ø  Masukkan sampel secara berurutan sebanyak 1 ml ke dalam masing-masing tabung kelompok II (berisi media LB SS)
Ø  Masukkan sampel secara berurutan sebanyak 0,1 ml ke dalam masing-masing tabung kelompok III (berisi media LB SS)
Ø  Homogenkan dengan cara digoyang/dikocok sampai merata
Ø  Simpan di dalam inkubator selama 2 x 24 jam, pada suhu ± 37oC
Ø  Pengamatan dilakukan setiap 1 X 24 jam, dengan melihat adanya gas didalam tabung durham sebagai piaraan yang +), baik yang + 1 atau 2 kali 24 jam semuanya diteruskan ke dalam uji penegasan..

b.      Tahap Uji Penegasan

Ø  Ambil 1 ose dari suspensi LB pada uji duga yang +, selanjutnya inokulasikan ke dalam medium BGLB.
Ø  Simpan dalam inkubator selama 2 X 24 jam, pada suhu ± 44oC
Ø  Pengamatan, dilakukan dengan mencatat jumlah tabung dari piaraan yang +, (misal kombinasi tabung yang + adalah : 3/3     2/3       0/3)
Ø  Perhitungan :
1.      Jumlah kombinasi tabung yang + dari uji penegasan, dicocokan dengan tabel MPN
2.      Hitung  MPN sebenarnya dengan menggunakan rumus :

               -  MPN/100 ml

TABEL MPN SERI 3


PENGAMBILAN SAMPEL AIR SECARA MIKROBIOLOGIS

PENGAMBILAN SAMPEL AIR SECARA MIKROBIOLOGIS


A.          DASAR TEORI

Penggunaan air khususnya air minum dan air bersih dalam kehidupan sehari-hari harus memenuhi syarat-syarat kesehatan, termasuk syarat mikrobiologis. Hal itu dikarenakan bahwa air minum dapat menjadi media pembawa penyakit terutama penyakit perut (gastroenteritris). Air merupakan benda yang mudah tercemar, tidak terkecuali oleh tinja. Untuk mengetahui bahwa sumber air telah tercemar oleh tinja dapat dilakukan dengan cara menguji adanya bakteri Coliform dalam sumber air tersebut. Hal ini karena Coliform merupakan bakteri yang hidup dalam usus manusia dan hewan berdarah panas lainnya yang keluar bersama tinja. Air yang terkontaminasi oleh Coliform menunjukkan bahwa air tersebut telah tercemar oleh tinja dan identik dengan terkontaminasi oleh pathogen yang berada dalam usus menusia dan hewan berdarah panas lainnya.
Untuk menguji kualitas air secara mikrobiologis, tidak perlu menguji semua jasad renik yang ada dalam air tersebut. Pengujian yang dilakukan cukup hanya dengan menguji adanya Coliform saja. Air yang terkontaminasi oleh Coliform menunjukkan bahwa kualitas mikrobiologis air tersebut buruk. Mekanisme pemeriksaan kualitas air bersih atau air minum secara mikrobiologis ada 3 langkah penting yaitu pengambilan sampel yang representative, transport serta pengawetan sampel dan analisis di laboratorium. Maksud dari pengambilan sampel adalah mengumpulkan volume dari suatu sumber air yang akan diteliti dengan jumlah sekecil mungkin, tetapi mewakili (representative) yaitu masih mempunyai sifat-sifat yang sama dengan sumber air bersih tersebut.
Berberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel air secara mikrobiologis adalah sebagai berikut:

1.      Wadah/ Botol Sampel
Pengambilan sampel secara mikrobiologis diperlukan volume sampel air minimal 100 ml. oleh karena itu botol sampel harus berukuran besar dan bermulut lebar, minimal bervolume 200 ml. hal ini dimaksudkan apabila botol diisi dengan 100 ml sampel air, maka masih terdapat rogga atau ruang udara untuk mengocok air sampel air sampel air sebelum dianalisis sehingga penyebara jasad renik dapat merata. Botol sampel harus dalam keadaan steril. Sebelum disteril botol sampel harus ditutup kapas dahulu dan dibungkus dengan dengan kertas paying. Botol kemudian disterul dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121°C, tekanan 1 Atm selama 15 menit. Botol sampel harus disesuaikan dengan sumber air bersih yang akan diambil.
·       Sumur gali, reservoie dan sejenisnya perlu menggunakan botol sampel yang bertali dan pemberat.
·       Sumur pompa, kran/perpipaan : langsung menggunakan wadah/botol sampel tanpa tali dan pemberat
·       Sungai, danau/waduk langsug menggunakan wadah/botol sampel tanpa tali dan pemberat atau bila perlu dapat juga menggunakan botol sampel bertali dan pemberat.

2.      Pengawetan Sampel
Sampel  air yang telah diambil harus segera dibawa dalam keadaan dingin  (diletakan dalam termos es dan diisi dengan pecahan es batu) ke laboratorium untuk segera dianalisis. Apabila sampel air tidak segera dianalisis, maka sampel  boleh disimpan dalam tempat dingin seperti kulkas/refrigerator tetapi sebaiknya tidak lebih dari 24 jam.

3.      Teknik Pengambilan sampel


a.                   Alat
::
1)      Botol sampel steril volume ± 250 ml
2)      Botol sampel steril dengan pemberat volume  ± 250 ml
3)      Bunsen
4)      Tas pembawa sampel


b.                  Bahan
:
5)      Kapas
6)      Alkohol 70%
7)      Korek
8)      Lebel
9)      Kertas pembungkus/ kertas payung



c.                      Cara kerja :
:








1)         Sumur gali, reservoir dan sejenisnya
a)         Aseptiskan tangan dan tempat kerja dengan alcohol 70%
b)         Membuka bungkus kertas dan botol dipegang bagian bawah yang masih ada kertas bungkusnya sehingga tangan tidak bersentuhan dengan botol.
c)         Tali dibuka dan botol diturunkan pelan-pelan sampai mulut botol masuk minimum 10 cm ke dalam air (bila tinggi air memungkinkan)
d)        Setelah terisi penuh, botol diangkat dan isi dibuang 1/3 volume botol sehingga volumenya 2/3 volume botol
e)         Panaskan mulut botol dengan nyala api dan ditutup
f)          Botol yang telah berisi contoh air dibungkus kembali dengan kertas pembungkusnya.
g)         Tulis label

Hal yang harus diperhatikan
·            botol dihindarkan bersentuhan dengan dinding
·            untuk pemeriksaan sisa chlor dan pH, contoh diambil dengan botol bersih lain yang tidak diberi Natrium Thiosulfat

2)         Kran/perpipaan

a)         Aseptiskan tangan dan tempat kerja dengan alcohol 70%
b)         Kran dibuka penuh dan dibiarkan mengalir selama 2 – 3 menit atau dalam waktu yang dianggap cukup untuk membersihkan pipa persil, kemudian ditutup
c)         Kran dipanaskan/ diaseptiskan dengan nyala api/ alcohol
d)        Kran dibuka 1-3 menit kemudian penutup penutup botol dilepas dengan tangan kiri dan botol dipegang dengan tangan kanan.
e)         Botol diisi sampai 2/3 volume botol (lebih besar dari 100 ml)
f)          Panaskan mulut botol dengan nyala api, dan ditutup
g)         Botol yang telah berisi contoh air dibungkus dengan kertas pembungkusnya.
h)         Tulis label.

        Hal-hal yang harus diperhatikan:

·           Air harus jelas dari pipa persil yang dihubungkan langsung dengan pipa induk.
·           Contoh sebaiknya diambil dari kran yang sering dipakai
·           Hindarkan pengambilan contoh air dari alat-alat tambahan yang dipasang pada kran atau dari kran yang bocor
·           Apabila kran kotor, harus dibersihkan lebih dahulu sebelum dilakukan pengambilan contoh.

3)         Sungai
Sampel air yang akan diambil dipilih pada bagian sungai yang mengalir. Bagian sungai yang diam sebaiknya dihindari. Usahakan jangan terlalu di tepi, jangan terlalu pada permukaan air, jangan pada dasar sungai. Mulut botol sampel steril diletakkan horizontal searah dengan arah aliran air. Setelah penuh, botol diangkat, sebagian airnya dibuang. Mulut botol dipanaskan dengan api Bunsen dan segera ditutup.

4.      Label sampel

Untuk menghindari kesalahan dalam analisis, sampel perlu diberi label, seperti:
1)   Nama  dan alamat pengirim sampel
2)      Waktu dan tanggal pengambilan sampel
3)      Jenis sumber air dan tempat pengambilan sampel
4)      Jenis pengolahan air yang dilakukan (kalau ada)
5)      Tanda tangan pengambil sampel.

Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel Botol harus tetap tertutup sampai saat diisi dan bagian botol yang berhubungan dengan air dihindari dari kontaminasi.
·         Botol diisi ± 100 ml sampel air sehingga di dalam botol masih tersedia ruang udara untuk mengocok sampel air sebelum dianalisis agar penyebaran jasad renik merata.
·         Hati-hati memegang tutup botol agar tidak terjadi kontaminasi dengan tangan, udara atau benda lainnya.
·         Botol dipegang pada bagian bawah
·         Pengambilan sampel dilakukan secara aseptis.









Kamis, 13 April 2017

Pemeriksaan Parasit (Stadium Larva Cacing Tambang) Pada Tinja Metode haradamori




NAMA MAHASISWA
:

NIM
:

SEMESTER
:
Genap (2)
MATA KULIAH
:
Parasitologi
PERTEMUAN KE
:

MATERI PRAKTIKUM
:
Menghitung telur Nematoda Usus
TUJUAN
:
Mengetahui tingkat  infeksi penyakit  cacing Nematoda usus
METODE
:
Kuantitatif  (kato)
A.   DASAR TEORI
Teknik kato = teknik sediaan tebal (Cellophane Covered Thick Smear Technic). Sebagai pengganti kaca tutup seperti teknik No.1, digunakan sepotong “chellophane tape”. Dengan teknik ini lebih banyak telur cacing dapat diperiksa dapat digunakan lebih banyak tinja. Teknik ini dianjurkan juga untuk pemeriksaaan tinja secara masal karena lebih sederhana dan murah. Morfologi telur cacing cukup jelas untuk membuat diagnosa.
Cara menghitung telur cacing secara kuantitatif (kato’s thick smear methode) 


Dari atas kebawah                               atau                 dari kiri ke kanan




Sampai seluruh permukaan terlihat

RUMUS :
JUMLAH TELUR TIAP GRAM TINJA = 1000     X   N
                                                                                   30
            PARASIT                                                                   JUMLAH TELUR
A.lumbricoides            :           IIIII     IIIII     dst
Tricuris trichiura         :           IIIII     .........................30......................         N

Contoh perhitungan :
JUMLAH TELUR TIAP GRAM TINJA  = 1000   X  30
                                                                         30
                                                                   =  1000 telur / g tinja
Jadi misalnya dalam 1 gram tinja mengandung 1000 telur, maka 150 gram tinja mengandung 150.000 telur. Kemampuan 1 ekor cacing tambang dapat dihitung banyaknya cacing tambang yang menginfeksiseseorang yaitu :
Jumlah cacing tambang betina            = 150000
                                                                10000
                                                            = 15 cacing
B.   PROSEDUR

a.       Alat           :
1)      Gelas preparat
2)      Pita celofan, tebal ± 4 mm, dipotong dengan ukuran ± 7x 2,54 cm.
3)      Solet bambu
4)      Saringan kawat

b.      Bahan        :
1)      Larutan Malachite Green yang terdiri atas :
·         100 cc glycerin
·         100 cc air suling
·         1 cc  Malachite Green
2)      Karton yang berlubang, dengan volume tertentu ( 2 mm3 = tinja berat 30 mg).
3)      Kertas minyak ± 5 x 5 c.

c.       Cara Kerja :
1.      Sebelum pemakaian, pita selofan dimasukan ke dalam larutan Malachite Green selama ± 24 jam.

2.      Tinja sebesar 1 butir kacang diletakkan di atas kertas minyak, selanjutnya ambil kawat saringan, dan tekan-tekan sehingga didapatkan material/tinja halus kawat penyaring. Sedangkan tinja yang kasar tertinggal di bawah kawat .


3.      Ambil tinja yang sudah halus tersebut (di atas kawat penyaring) ± 30 mg dengan lidi, taruhlah di atas gelas preparat yang bersih. Dengan bantuan cetakan karton yang berlubang .
4.      Kemudian ditutup dengan pita Celafon ( 7 x 2,54 cm), dan ratakan tinja di seluruh permukaan pita celafon sampai sama tebal dengan bantuan gelas preparat yang lain .
5.      Biarkan dalam temperature kamar selama 30-60 menit supaya menjadi transparan .
6.      Periksa seluruh permukaan dengan menghitung jumlah semua telur yang ditemukan dengan perbesaran lemah .

C.     HASIL














Dosen/Asisten,



……………………………………
NIP.: …………………………….
Purwokerto, ………………………..20
Praktikan,



……………………………………
NIM.: …………………………….