Kamis, 09 Juli 2015

Pengukuran Audiometri



A.   PERALATAN DAN BAHAN
-          Audiometri nada murni dengan hantaran udara
-          Audiogram (kertas pencatat berupa grafik dengan garis vertical dari atas ke bawah yang menunjukan tingkat intensitas suara dalam db). Tingkat ambang dengar yang dicatat adalah tingkat intensitas terendah yang masih dapat didengar
-          Spidol merah dan biru
-          Sumber plastic

B.   PROSEDUR KERJA
1.   TAHAP PERSIAPAN
1.1  Persiapan tenaga kerja yang akan diperiksa:
a.    Hindari paparan bising (termasuk musik) selama 16 jam sebelum dilakukan pemeriksaan
b.    Lakukan pemeriksaan telinga luar apakah ada sumbatan (contoh: serumen). Bila terdapat sumbatan harus dibersihkan terlebih dahulu (konsultasikan ke dokter THT)
c.    Ditanyakan apakah ada gangguan pendengaran dan adakah perbedaan kemampuan mendengar pada kedua telinga.
d.    Duduk dalam ruangan kedap suara (≤40 db) atau duduk dalam ruangan tenang (≤40 db) menghadap kea rah yang berlawanan dengan operator
e.    Orang yang akan diperiksa harus bebas dari paparan bising (belum terpapar, sebelum masuk ruang bising) minimal 16 jam untuk menghindari adanya Temporary Threshold Shift (TTS)
f.     Lakukan pemeriksaan telinga luar apakah ada sumbatan (contoh: serumen). Bila terdapat sumbatan harus dibersihkan terlebih dahulu (konsultasikan ke dokter THT)
g.    Ditanyakan apakah ada rangsangan pendengaran dan adakah perbedaan kemampuan mendengar pada kedua telinga.
h.   Duduk dalam ruangan kedap suara (<40 db) atau duduk ruangan tenang (<40 db) menghadap ke arah yang berlawanan dengan operator.


1.2   Persiapan peralatan dan bahan
a.    Audiometri set telah terkalibrasi
b.    Tersedianya audiogram dalam jumlah yang cukup (sesuai dengan jumlah, tenaga kerja yan akan diperiksa)
c.    Tersedianya alat tulis (spidol merah dan biru)
d.    Tersedianya sumber listrik untuk melakukan audiometri
1.3  Persiapan metode
Tersedianya SOP (Standar Operasional Prosedur)
a.    Set audiometer dengan testing room. Ukur background noise.
b.    Berikan instruksi jelas dan tepat. Orang yang diperiksa perlu mengetahui apa yang harus didengar dan apa yang diharapkan sebagai jawabannya, biasanya menekan tombol respon atau mengangkat jari.
c.    Pasang earphone dengan posisi merah pada telinga kanan dan biru pada telinga kiri.
d.    Mulailah dengan memeriksa telinga kanan pada frekwensi 1000 Hz dengan intensitas 50 db.
e.    Bila orang yang diperiksa mendengar maka ia akan menekan tombol respon, petunjuk lampu akan menyala.
f.     Turunkan secara bertahan intensitas suara sebesar 10 db sampai tidak mendengar
g.    Naikkan lagi intensitas suara dengan setiap kenaikan 5 db sampai orang yang diperiksa mendengar lagi. Berikan rangsangan pendek 3 kali bila respon  Hanya 1 kali maka naikan lagi 5 dB dan berikan rangsangan 3 kali. Bila telah didapat_a respon yang tetap maka perpaduan antar penurunan dan penambahan merupakan batas ambang dengar.
h.   Catat ambang dengar tersebut dalam audiochart, untuk telinga kanan dengan memberi tanda 0 warna merah, dan untuk telinga kiri dengan memberi tanda X warna biru
i.     Untuk frekuensi berikutnya yaitu 2000, 3000, 4000, 6000 dan 8000 Hz mulailah pada tingkat 15 dB dibawah ambang dengar pada frekuensi 1000 Hz. Adalah 50 dB maka pada frekuensi berikutnya dimulai pada intensitas 30 atau 35 dB
j.     Lakukan pengukuran untuk frekuensi diatas 1000 Hz dengan cara yang sama ulangi pemeriksaaan pada frekuensi 1000 Hz dan terakhir pemeriksaaan 500 Hz.
Tersedianya data audiogram dasar (baseline data)

2.   TAHAP PELAKSANAAN
a.   Berikan instruksi kepada orang yang diperiksa untuk memberikan respon dengan menekan tombol respon atau mengangkat tangan setiap mendengar nada melalui earphone
b.   Tempatkan earphone sesuai dengan liang telinga (warna merah pada telinga kanan dan wama biru pada telinga kiri)
c.   Hidupkan alat dengan menekan ON/power
d.   Dahulukan telinga yang lebih baik pendengarannya atau telinga kanan (tekan tombol nada warna merah untuk memeriksa telinga kanan)
e.   Mulai pemeriksaan di1000 Hz dengan menekan / memutar tombol frekwensi sesuai dengan 1000 Hz.
f.    Tekan tombol nada mulai dari 0 dB dan tingkatkan intensitas secara bertahap dengan menekan / memutar tombol intensitas, lepaskan tombol nada bila terdapat respon
g.   Turunkan intensitas 10 dB lebih rendah dan berikan nada pendek (1 detik penekanan tombol nada)
h.   Jika terdapat respon, ulangi prosedur  diasas sehingga orang yang diperiksa tidak memberikan respon
i.    Tingkatkan intensitas 5 dB lebih tinggi dan berikan nada pendek 3 (tiga) kali
j.    Jika terdapat respon, ulangi prosedur diatas sehingga orang yang diperiksa memberikan 2 respon dari 3 nada pendek yang diberikan
k.   Turunkan intensitas 5 dB lebih rendah dan berikan nada pendek 3 (tiga) kali
l.    Tingkat intensitas terendah yang mernberikan 2 respon dari 3 rada pendek yang diberikan diambil sebagai tingkat ambang dengar
m. Catat tingkat ambang dengar pada audiagram dengan spidol (tanda lingkaran merah untuk telinga kanan; tanda silang untuk telinga kiri)
n.   Periksa tingkat ambang dengar pada frekuensi 2000, 3000 4000 dan 6000Hz dengan prosedur yang sama. Jika tidak harus dilakukan pemeriksaaan ulang
o.   Pemeriksaan ulang pada frekuensi 10000 Hz harus memberikan tingkat ambang dengar yang sarna. Jika tidak harus dilakukan pemeriksaan ulang
p.   Periksa tingkat ambang dengar pada frekuerisi 500 Hz dengan prosedur yang sama
q.   Periksa telinga sebelahnya dengan prosedur yang sama
r.    Lepaskan earphone. Jika ditemukan kelainan pendengaran, harus dilakukan pemeriksaaan ulang dan catat tingkat ambang dengar rata-rata di audiogram

3.   INTERPRETASI AUDIOGRAM
a.    Frekuensi percakapan adaiah 500, 1000, 2000dan 3000 Hz
b.    Untuk mcnentukan ambang dengar rata-rata (pure tone average  (PTA)) jumlahkan nilai ambang dengar pada frekuensi frekuensi percakapan tersebut dibagi 4.
c.     Gambaran patogenomonik audiocram ketulian akibat bising dapat dilihat pada frekuensi 4000 Hz berbentuk takik (V),
d.    Diharapkan semua test audiogram tenaga kerja berada pada batas normal artinva tidak ada ambang dengar yang lebih dari 25 dB terutama pada frekuensi 500 dan 1000 Hz, jika ada kemungkinan background noise terlalu tinggi
e.     Penandaan pada, audiochart
-           Untuk  hantaran udara, untuk relinga kanan tanda O warna merah dan untuk telinga kiri tanda X warm biru.
-           untuk hantaran tulang, untuk telinga kanan tarda > dan untu kiri tanda <

4.   KRITERIA AUDIOGRAM
a.           Untuk membuat data baseline (pre employment) diharapkan ambang dengar rata-rata frekuensi percakapan tidak melebihi 25 dB
b.           Untuk tujuan monitoring
1)  Perubahan ambang dengar rata-rata dibanding sebelurrnya dianggap signifikan bila lebih besar dari 10 dB  pada frekuensi 500, 1000 2000, 3000 dan 4000 Hz
2)  Pergeseran ambang dengar bermakna signifkan bila lebih 10 dB pada frekuensi 3000, 4000 dan 6000 Hz. Standar Threshold Shift adalah 10 dB.
3)  Pergescran ambang dengar bermakna signifikan bila lebih dari 15 dB pada salah satu dart frekuensi 3000, 4000 dan 6000 Hz

C.   PENILAIAN KECACATAN
1.  Evaluasi Kecacatan pada NIHL
Dalam menghitung cacat akibat bising (NIHL) diperlukan audiogram nada murni pada saat mulai bekcrja di lingkungan bising dan audiogram yang terakhir. Bila audiogram pada saat mulai bekerja pada lingkungan bising tidak ada, maka dianggap ambang  pendengaran yang dulu adalah 25 dB. Juga diperlukan umur pekerja untuk koreksi terhadap penurunan akibat pertambahan umur (koreksi presbicusis) dimana tiap kenaikan 1 tahun setelah umur 40 tahun ambang pendengaran ditambah 0,5 dB. Dengan catatan tidak lebih dari 12,5 dB

Derajat ketulian (WHO – 1992)
Ambang dengar
Nilai ketulian
Penampilan
> 81 dB
5 tuli sangat berat 2 telinga
Kedua telinga tidak dapat mendengar kata yang diucapkan
61 -  80 dB
4 tuli berat 2 telinga
Tidak dapat mendengar percakapan kecuali diteriakkan pada sisi telinga
41 – 60  dB
3 tuli sedang 2 telinga
tidak dapat mendengar percakapan kecuali dengan suara keras jarak kurang dari 3 meter
26 - 40 dB
2 tuli ringan 2 telinga
Tidak dapat mendengar percakapan kecuali dengan suara keras
Satu telinga dengan ambang dengar > 25 dB
1 tuli satu telinga
Ketulian hanya terjadi pada satu telinga
Kedua telinga ambang dengar < 25 dB
0 normal
Kedua telinga nilai ambang dengar normal

2.  Penilaian tingkat kecacatan
a.     Tingkat pendengaran  = Ambang dengar pada frekuensi percakapan dijumlahkan kemudian dibagi 4 
b.     Penurunan pendengaran = Tingkat pendengararn dikurangi low fence untuk orang berusia 40 tahun kebawah adalah 25 dB. Untuk orang berusia diatas 40 tahun nilai low fence harus dikoreksi dengan faktor presbicusis yaitu 25 + 0,5 (umur - 40) dB, dengan catatan nilai low fence tersebut tidak lebih dari . 37,5 dB,.
c.      Prosentasi ketulian :
-       Untuk satu telinga (monoaural), yaitu penurunan pendengaran  dikalikan 1,5 %.
-       Untuk dua telinga (binaural) yaitu monoaural yang baik dikalikan 5 ditambah mono aural lainya dibagi 6.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar